Sumber: kainikat.com
Seorang
wanita asal Amerika Serikat mengaku mencintai produk-produk kerajinan tangan
Indonesia. Sepuluh tahun lebih ia tinggal di Jakarta setelah menikah dengan orang
Indonesia.
Ia
rajin berburu kerajinan seperti kain ikat, anyaman bambu, artefak, ukiran dsb
hingga ke pedalaman Indonesia. Namun yang ia pilih adalah yang tidak
menggunakan bahan-bahan kimia atau dibuat secara tradisional.
Beberapa
koleksinya ia jual melalui internet dan sukses mendapatkan pembeli dari negara
asalnya maupun Eropa. Ia menuturkan, kerajinan tangan koleksinya bisa laku 10 x
lipat dari harganya di Indonesia.
Ketika
ditanya mengapa? Menurutnya karena pembeli di Eropa cenderung menilai sisi
artistiknya. Jelas produk seni tidak
bisa disamakan dengan produk pabrikan, jelasnya. “ “Bagi mereka mengeluarkan 10 sd 100 US $ untuk sebuah sarung ikat langka
adalah hal yang wajar”.
Oleh
sebab itu menurutnya ini adalah sebuah peluang pasar. “Sekiranya ada orang
Indonesia melakukan yang saya lakukan. Ditambah ia bisa membuatnya sendiri,
maka ia berpeluang memasarkan produknya sampai ke luar negeri”, ungkapnya.
Namun
ia juga mengingatkan, meskipun sebuah karya seni, kualitas, keseriusan dalam
pengerjaan tetap diperhatikan. “Jangan sampai Anda menjual produk bermutu rendah”, katanya. “Jika
Anda tahu seperti apa barang tradisional terbaik, buatlah seperti itu. Dijamin
produk Anda akan laku dengan harga baik”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar